Indonesia memiliki potensi demografi untuk bangkit dengan mendukung dan memberdayakan kaum muda dalam populasi.
Kaum muda dipandang sebagai sumber daya manusia bersifat universal yang harus dilindungi dan promosikan.
Hal itu dikatakan Nick Cooper General Secretary Asia Pacific Green Federation selaku keynote speaker Webinar internasional “The Role of Youth in Indonesian Democracy and Politics: Learning from Asia Pacific Countries”, Senin (30/1).
Kegiatan yang dilaksanakan Fakutlas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Medan Area (Fisipol UMA) ini bekerjasama dengan Asia Pacific Green Federation.
Hadir Rektor Universitas Medan Area (UMA) Prof Dr Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc dan Dekan Fisipol UMA Dr Effiati Juliana Hasibuan, M.Si yang memberi sambutan, Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Fisipol UMA Dr Novita Wulandari, S.ST, M.Si dan Yurial Arief Lubis, S.Sos, M.IP Chairman of International Seminar.
“Sering kali disebut bahwa demorgrafi adalah takdir. Pada kenyataannya populasi Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu dengan banyak orang muda di dalamnya yang merupakan sumber daya manusia yang potensial,” sebut Nick.
Tahun 2020 populasi Indonesia diisi oleh sebanyak 271.857.970 jiwa.
Piramida penduduk Indonesia 2020 diisi oleh banyak kaum muda atau kelompok umur pekerja yang disebut dengan ‘demografic window of opportunity’.
“Ini adalah suatu waktu dalam sejarah Indonesia dengan lebih banyak kelompok umur pekerja dan mereka tidak terlalu muda atau terlalu tua,” jelasnya.
Hal yang sama terjadi dengan empat negara yakni Hongkong, Korea, Singapura dan Taiwan antara 1960 sampai 1990, ekonomi, dan human development outcomes meningkat secara signfikan, karena mereka memiliki demografic window opportunity seperti yang dimiliki Indonesia sekarang.
Sebelumnya Rektor UMA Prof Dr Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc dalam sambutannya mengatakan bahwa lebih dari 3,5 miliar anak muda di dunia, yang merupakan jumlah signifikan, termasuk para pencari kerja.
Hal ini menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki kaum muda, termasuk dalam politik.
“Politik di banyak negara didominasi oleh elit grup, tidak termasuk kelompok marginal yang mungkin saja memiliki sumber daya.
Karena kaum muda dipercaya memiliki potensi yang besar dalam proses demokratisasi dan perpolitikkan,” tuturnya.
Dikatakan, pihaknya menyambut gembira terlaksananya webinar internasional.
“Alhamdulillah, kegiatan webinar internasional ini dapat terlaksana oleh Fisipol UMA, kita menyambut baik kegiatan ini,” katanya.
Pembicara lain dalam acara ini adalah Soohee Lee Women Network Convenor of Asia Pacific Green Federation, Tika Kamal Bhandari Co Convenor of Asia Pacific Green Federation, Akarsh Sriramoju Youth Network Convenor of Asia Pacific Green Federation dan Ade Indriani Zuchri Chairperson of Sarekat Hijau Indonesia.