Sudah menjadi agenda rutin menjelang lebaran, kebiasaan orang Indonesia adalah pulang ke kampung halaman atau dimasyarakat umum dikenal dengan kata mudik, tetapi pada tahun ini mudik menjadi salah satu persoalan karena ditakutkan akan terjadinya penyebaran Virus Corona.
Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area menggelar acara diskusi dengan tema
“Corona Mengintai Pemudik” pada Jum’at 15 Mei 2020 Jam 14.00 Via Cloudx.
Diskusi rutin yang di adakan setiap hari Jum;at ini dimulai oleh calon doktor Drs. Indra Muda, MAP sebagai narasumber dimoderatori oleh Rehia K.I Barus, MSP,
Dalam paparannya Drs. Indra Muda menyampaikan rutinitas tahunan masyarakat urban menjelang Idul Fitri (lebaran) di Indonesia akan terjadi lonjakan arus mudik.
Tingginya minat pemudik merayakan lebaran di kampung halaman sangat dipengaruhi oleh pesan moral yang sering ditanamkan para orang tua kepada anak-anaknya dengan suatu filosopi.
“Sejauh kaki merantau, jangan sekali-kali lupa dengan kampung halaman.”
Filosophi ini acap kali dihubungkan dengan legenda anak durhaka seperti Sampuraga di Mandailing Natal, Malin Kundang di Sumatera Barat, dan Amat Rahmanyang di Aceh.
Apabila lupa dengan kampung halaman, akan lupa juga dengan kedua orang tua yang senantiasa mengharapkan kedatangan anak dan sanak keluarganya.
Dengan filosopi ini, ikatan batin antara masyarakat urban dengan kampung halamannya tidak akan mudah terputus walaupun mereka sudah lama meninggalkannya
Panggilan jiwa pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama sanak keluarga, melihat kembali tempat permainan dikala usia kanak-kanak,
Berjumpa dengan kawan lama ketika usia dini, melepas rindu dengan sanak keluarga,
dan yang terpenting adalah memohon maaf dan sembah sujud dihadapan kedua orang tua ibu dan bapak.
Suasana yang paling tepat untuk itu adalah saat Idul Fitri karena rekan-rekan perantau yang lain biasanya banyak yang pulang kampung.
Tantangan dan resiko yang dihadapi pemudik menuju kampung halaman sangat berisiko,
tapi setiap tahun jumlah mereka terus meningkat, baik menggunakan angkutan umum maupun kenderaan pribadi.
Selain dari risiko keselamatan, biaya yang dikeluarkan pemudik tidak sedikit, Penghasilan satu tahun habis merayakan sekali Idul Fitri. Demikian mitos yang dianut masyarakat pemudik di beberapa daerah,
Resiko lain yang mungkin dialami pemudik selama berada di kampung halaman adalah keselamatan rumah yang ditinggalkan,
tanpa penjaga sehingga apabila dimasuki pencuri akan lebih leluasa mengambil barang-barang yang ada di dalamnya.
Namun, dengan tantangan dan resiko mengapa orang selalu ingin mudik?
Alasan terbesar adalah mengunjungi orang tua di kmapung halaman selain itu Kesibukan kota yang pengat, frustrasi akibat kemacetan lalu lintas,
persaingan hidup yang kian dinamis dapat dilupakan selama berada di kampung halaman.
Fikiran dapat dikosongkan dari aktivitas profesi, yang ada hanya canda, tawa, ria dan silaturrahmi.
Memberikan ketenangan batin yang tidak dapat diperoleh dalam suasana kehidupan kota yang semakin dinamis
Setelah menemukan ketenangan batin Idul Fitri menjadi momentum awal kebangkitan untuk meraih prestasi dan karier yang lebih baik.
Namun, tahun 2020 ini ancaman covid 19 menyebar ke seluruh dunia dan berbagai pelosok tanah air,
Untuk menghentikan penyebaran virus ini langkah yang terus digalakkan pemerintah adalah menjaga jarak sosial (social distancing), menjaga kontak fisik (physical distancing).
Lebaran Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 24 Mei 2020 1441 H.
Dapat menjadi ancaman serius penyebaran virus corona yang dibawa pemudik ke kampung halaman.
Karena apabila si pemudik sudah terinfeksi, tidak saja dapat membahayakan diri sendiri,
Tetapi juga dapat menularkan virus tersebut kepada sanak keluarga yang ada di kampung halaman.
Menyikapi himbauan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid 19,
Dengan social distancing dan beraktivitas di rumah perlu di dukung seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu lebaran dikampung halaman yang sudah menjadi kebiasaan kita selama ini, dapat ditunda demi kemanusiaan. Demi para pejuang garda terdepan para tim medis yang melawan secara langsung wabah global COVID 19.